tim | CNN Indonesia | Jumat, 19 Mei 2023 20:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengingatkan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bisa berdampak pada ekonomi daerah. Pasalnya, kebijakan ini mengurangi pendapatan daerah, sehingga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan di daerah-daerah penghasil batu bara.
Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan Indonesia merupakan negara kaya cadangan batu bara dan pemerintah memperoleh pendapatan yang besar dari komoditas tersebut.
“Saat kita bicara mengenai pensiun dini PLTU tentunya kita harus memikirkan juga bagaimana pendapatan dari provinsi-provinsi dan kabupaten yang kaya sumber daya tambang terutama batu bara,” ujarnya, dikutip Antara, Jumat (19/5).
Vivi menuturkan bila kebijakan pensiun dini PLTU tidak dilakukan dengan hati-hati, maka bisa mengurangi kualitas layanan dasar hingga sarana publik.
Menurutnya, Indonesia bisa memanfaatkan skema Just Energy Transition Partnership (JETP) atau Kemitraan Transisi Energi Adil untuk mempersiapkan transisi dari penggunaan batu bara ke energi bersih.
Skema pendanaan JETP terdiri dari US$10 miliar dolar yang berasal dari publik berupa pinjaman lunak dan hibah. Kemudian, US$10 miliar lainnya berasal dari pendanaan swasta, yang dikoordinatori oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ). GFANZ ini terdiri dari Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, and Standard Chartered.
JETP akan dimanfaatkan untuk mendorong pemensiunan dini PLTU batu bara di Indonesia serta investasi di teknologi dan industri energi terbarukan. Skema pendanaan tersebut sebagai sinyal positif untuk mendorong percepatan transisi energi.
(pta/agt)