CNN Indonesia | Rabu, 27/01/2021 13:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan pemerintah tengah menjaga aturan ekspor batu bara ke China agar negara ekonomi terbesar di Asia itu terus membeli komoditas dari Indonesia.
Lutfi mengatakan kebijakan itu diambil karena Indonesia tengah mendapat ‘banjir order’ batu bara dari Negeri Tirai Bambu. Itu merupakan dampak dari perang dagang antara China dan Australia.
“China tidak mau membeli batu bara dari Australia, dia mau membeli batu bara dari Indonesia. Jadi saya lagi jaga benar peraturan di dalam negeri ini (agar) tidak mengganggu ekspor batu bara kita,” ujar Lutfi di acara Media Group News Summit Indonesia 2021 secara virtual, Rabu (27/1).
“Kenapa? Kalau batu bara kita diekspor terganggu, ternyata China membutuhkan lebih, ini akan mengalihkan yang tadinya mereka hanya mau beli dari Indonesia, bisa beli dari Australia lagi,” katanya.
Selain tak ingin menurunkan potensi pembelian dari China, Lutfi juga ingin menjaga ekosistem pasar batu bara ke China agar negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu tidak membeli batu bara dari Australia. Pasalnya, ia khawatir hal ini bisa mempengaruhi harga batu bara ke depan.
“Begitu Australia masuk, harganya pasti akan turun. Jadi kita pokoknya dengan segenap penjuru ini bersama-sama menjaga value chain ini untuk kepentingan Indonesia,” tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah China membatasi impor batu bara dari Australia. Keputusan ini merupakan kelanjutan dari panasnya hubungan kedua negara yang dipicu seruan Perdana Menteri Australia Scott Morrison terkait penyelidikan asal usul virus corona atau covid-19 pada April 2020.
Kendati begitu, Kementerian Luar Negeri China belum mengonfirmasi kabar tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin hanya menyatakan bahwa pemerintah telah mengambil tindakan yang relevan terhadap beberapa produk impor dari Australia sesuai aturan yang berlaku.
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengungkapkan Negeri Kangguru sangat terganggu dengan rencana kebijakan China itu. Kabarnya, pemerintah China telah memberi persetujuan pembatasan pembelian impor batu bara dari Australia ke perusahaan pembangkit listrik di Negeri Tirai Bambu.
Sementara pembelian batu bara dari negara lain tidak dibatasi. Menurut Birmingham, kebijakan ini tidak adil bagi negaranya.
“Ini akan menunjukkan praktik perdagangan diskriminatif yang dilakukan oleh otoritas China,” ucap Birmingham seperti dikutip dari CNN Business.
Data pemerintah Australia mencatat nilai ekspor batu bara Australia ke China mencapai US$10,5 miliar pada 2018-2019. Secara rata-rata realisasi impor batu bara termal Australia ke China senilai US$3 miliar per tahun.
(uli/agt)