Khoirul Anam, CNBC Indonesia | 07 October 2024 15:14
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan lewat program co-firing, perusahaan mendorong terciptanya ekosistem kerakyatan karena masyarakat juga diajak terlibat aktif dalam penyediaan bahan baku biomassa untuk co-firing.
“Program co-firing tidak hanya menjadi program transisi energi, namun juga akan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Darmawan dikutip dari siaran pers.
Adapun jenis biomassa yang telah digunakan PLN di antaranya adalah limbah replanting, tanaman kaliandra merah, gmelina, gamal, indigofera, sekam padi, tandan kosong, hingga limbah agroforestri.
Menurut Darmawan, kolaborasi program bersama pemerintah daerah, akademisi, dan instansi di seluruh Indonesia turut mewarnai keberhasilan teknologi co-firing berbasis pemberdayaan masyarakat untuk mengolah biomassa menjadi energi.
“Tak hanya meningkatkan bauran energi bersih, program teknologi co-firing juga mampu membangun rantai pasok biomassa yang andal melalui keterlibatan pemberdayaan masyarakat di dalamnya setempat,” tambah dia.
Diketahui pemanfaatan co-firing dilakukan untuk mencapai misi Indonesia menuju Net Zero Emission pada 2060. Program co-firing PLTU dilakukan PLN Group sejak 2018 silam.
Hingga 2024, PLN telah mengimplementasikan teknologi co-firing di 46 PLTU, dengan total penggunaan biomassa mencapai 3 juta ton dan memproduksi listrik hijau sebesar 3,1 terrawatt hour (TWh). Sebanyak 250.000 masyarakat telah diberdayakan keterlibatannya dalam pengelolaan rantai pasok biomassa. Program ini juga dinilai mampu menurunkan emisi sebesar 3,2 juta ton CO2e.
Sedangkan pada 2025 nanti, PLN menargetkan program co-firing bisa dilakukan di 52 PLTU dengan kebutuhan biomassa mencapai 10 juta ton dan mampu menurunkan emisi sebesar 11 juta ton CO2e per tahun.
“Kehadiran teknologi inovasi co-firing merupakan langkah nyata PLN menjawab persoalan global untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi, serta meningkatkan kapasitas nasional yang sejalan dengan prinsip Environmental, Social and Governance,” pungkas Darmawan.
(rah/rah)
Sumber: CNBC Indonesia