MARKET – Verda Nano, CNBC Indonesia | 11 July 2023 18:55
Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Alexander Ery Wibowo mengungkapkan anjloknya harga batu bara yang terjadi saat ini karena beberapa faktor. Salah satunya yakni turunnya permintaan batu bara dari China dan India.
Menurut Alex anjloknya harga batu bara dipengaruhi permintaan impor batu bara dari China dan India yang melandai. Hal tersebut berdampak pada harga lantaran keduanya merupakan importir batu bara terbesar saat ini.
“Betul memang market terbesar batu bara ini masih negara di Asia utamanya China dan India pembentuk harga di pasar Asia,” kata Alex dalam acara Economic Update CNBC Indonesia, Selasa (11/7/2023).
Meski demikian, Alex memperkirakan penurunan harga batu bara ini bersifat sementara. Oleh sebab itu, pihaknya akan tetap menjaga kinerja perusahaan agar tetap efisien.
“Efisiensi bisa dilakukan secara technical dan dari sisi manajemen operasional, jadi hal ini bisa diantisipasi oleh perusahaan apabila menghadapi penurunan harga jadi kita harus melihatnya secara keseluruhan setiap tahun,” katanya.
Ia tetap optimistis harga batu bara masih akan tetap berada di atas US$ 100 per ton. Terutama setelah pesta panjang harga batu bara yang sempat menembus level US$ 400 per ton pada tahun lalu.
“Saya pikir kecil sekali kemungkinan batu bara Newcastle di bawah US$ 100 per ton karena salah satu faktor utama adalah cost yang terjadi sewaktu di masa durian runtuh,” ujarnya.
Menurut dia dengan harga batu bara yang sudah terlanjur tinggi, apabila harga batu bara menyentuh di bawah US$ 100 per ton, otomatis akan banyak perusahaan yang menghentikan produksinya.
Seperti diketahui, industri batu bara kini semakin melesu setelah melewati masa-masa “pesta pora” akibat commodity boom pada tahun 2022 lalu. Harga batu bara sejak awal tahun mengalami tren penurunan dari di atas US$ 350 per ton pada awal Januari 2023, namun kini anjlok bertengger pada level US$ 137 per ton.
Menurut data Refinitiv, harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$137,05/ton pada Senin (11/7/2023). Harganya ambles 3,4%. Harga penutupan kemarin juga menjadi yang terendah sejak 21 Juni 2023.
Bila diukur sejak awal tahun, harga batu bara sudah terjun bebas hingga minus 64,8%. Ambruknya harga batu bara disebabkan oleh suramnya ekonomi China serta masih lemahnya permintaan serta harga komoditas energi lainnya.
(fab/fab)
Sumber: CNBC Indonesia